Sabtu, 15 Desember 2012

pengolahan lahan

1.    Pengertian
-          Lahan
Lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang, yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang.           
-          Pengolahan
Pengolahan merupakan pengarahan dan pengawalan atau pengurusan dan penyelenggaraan.
-          Pengolahan lahan
Pengolahan lahan adalah segala tindakan atau perlakuan yang diberikan pada suatu lahan untuk menjaga dan mempertinggi produktivitas lahan tersebut dengan mempertimbangkan kelestariannya.
1.    Tujuan umum pengolahan lahan
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisik, kimia, maupun biologis, sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan memperbaiki secara fisik, perbaikan kimia dan biologis terjadi secara tidak langsung. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya pengolahan tanah dilakukan beberapa kali. Cara dan saat pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi lingkungan antara lain :
·    Pengolahan tanah dengan tenaga manusia.
·       Pengolahan tanah dengan tenaga hewan (ternak).
·    Pengolahan tanah dengan tenaga mesin (mesin).
2.    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan
-          Vegetasi (tanaman yang tumbuh di lahan)
            Batang tanaman dan sisa tanaman yang cukup besar akan menghambat implement[2] masuk ke dalam tanah, sehingga hasil pengolahan tidak efektif. Batang tanaman yang lentur tetapi kuat akan tergulung oleh putaran mesin rotari[3], sehingga akan menambah beban dan dapat merusak mesin. Akar tanaman yang kuat dan saling berhubungan akan mengikat tanah sehingga susah untuk diolah. Vegetasi yang sekiranya mengganggu harus dipindahkan dari lahan atau dihancurkan. Vegetasi tersebut bisa dibabat dengan parang/arit. Sekarang sudah ada mesin pemotong yang digerakkan oleh traktor.
-          Bebatuan
            Bebatuan yang besar dan keras, apabila tertabrak oleh implement, dapat merusak implement. Batu-batu yang besar harus disingkirkan terlebih dahulu dari lahan sebelum diolah, dengan cara dicongkel dengan linggis atau digali dengan cangkul. Batu yang telah tergali dapat diangkat untuk disingkirkan ke tepi lahan. Sedang batu-batu yang kecil dapat disingkirkan setelah lahan diolah.
-          Kadar air tanah
Kondisi kadar air tanah akan mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri. Pada tanah yang terlalu kering, tanah akan sangat keras dan padat. Apabila diolah, akan memerlukan implement yang kuat. Sehingga pengolahan akan tidak efisien. Tanah hasil olahan berfariasi dari bongkahan besar sampai tanah yang hancur. Selain itu juga menimbulkan debu yang berterbangan.
Apabila tanah dibasahi, tanah akan melunak. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna tanah menjadi lebih gelap. Namun  apabila tanah diambil dan digulung-gulung tidak liat dan tidak lengket, namun remah (pecah-pecah). Kondisi ini cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah kering.
Apabila tanah dibasahi lagi, tanah akan liat dan lengket. Apabila diolah, akan lengket di implement .Hasil pengolahan tidak akan sempurna (tidak efektif).
Apabila tanah lebih dibasahi lagi, tanah akan menjadi lumpur. Tanah tidak akan lengket lagi namun dapat mengalir. Kondisi ini juga cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah basah.
3.    Macam-macam Pengolahan Tanah
-          Tanah kering
a.    Pengolahan Tanah Primer Kegiatan pengolahan tanah pertama (awal) :
Ø Tanah dipotong, diangkat, terus dibalik agar sisa tanaman yang berada di permukaan dapat terbenam ke dalam tanah terbenam ke dalam tanah.
Ø Ke dalam pemotongan dan pembalikan umumnya lebih dari 15 cm.
Ø Hasil pengolahan tanah pertama masih berupa bongkah-bongkah besar, kerena proses penggemburan belum berlangsung efektif.
Ø Alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut dikenal ada beberapa macam, yaitu :
a.          bajak singkal (moldboard plow)
b.          bajak piring (disk plow)
c.          bajak pisau berputar (rotary plow)
d.          bajak chisel (chisel plow)
e.          bajak subsoil (subsoil plow)

b.    Pengolahan Tanah Sakunder
Ø Pembajakan bertujuan untuk meningkatkan peredaran air dan udara dalam tanah. Ketersediaan O2 di alam pada dasarnya cukup dapat diserap oleh tanah. O2 biasanya  berpengaruh pada kehidupan bakteri dan tanaman. Pengolahan tanah dapat meningkatkan penyerapan O2 dari udara sehingga ketersediaan O2 dalam tanah cukup tersedia.
Ø Penggemburan maksud diadakan penggemburan adalah agar drainase[4] dan aerasi[5] tanah menjadi baik sehingga baik untuk ditanami tanaman budidaya.
Ø Pembuatan parit untuk menghindari penggenangan oleh air, maka sekeliling bedengan[6] harus dibuat parit. Parit dibuat dengan lebar 50 cm dan kedalaman 30-50 cm dibuat mengelilingi bedengan, lahan dicangkul maju dengan mengisi parit sebelumnya. Dengan demikian paritnya akan berpindah lebih maju , cara ini dilakukan sampai seluruh lahan terolah.
Ø Pemupukan biasanya diberikan untuk mengganti unsur-unsur hara makro[7], karena unsur hara makro relatif lebih banyak diperlukan tanaman daripada unsur hara mikro[8]. Setelah selesai pengolahan tanah, tanah diberipupuk SP36 dan KCl.Pemberian pupuk tersebut dilakukan sebelum dilakukan penaburan benih dan penanaman bibit.Maksud dari pemberian pupuk SP36 adalah untuk mempercepat  pertumbuhan akar selain itu juga untuk mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya serta untuk meningkatkan biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman. Sedangkan tujuan dari pemberian pupuk KCl adalah untuk meningkatkan kualitas biji serta untuk meningkatkan resistensi[9] tanaman terhadap penyakit
-          Lahan Basah
Pengolahan tanah di persawahan lahan basah yang dilakukan adalah pembersihan lahan dengan cara pengendalian gulma..
Ada 2 cara pengolahan (pengendalian gulma) tanah sawah lahan basah dengan menggunakan tajak (cangkul bertangkai lurus) yaitu :
Ø  Manatat yaitu penebasan[10] sawah yang dilakukan dalam keadaan yang kering (pada musim kemarau) biasanya pekerjaan ini dilakukan pada sebulan setelah panen. Tujuan manatat adalah mempermudah penebasan musim tanam tahun berikutnya dan mengurangi tumbuhan rumput yang lambat busuk. Rumput-rumput hasil tebasan itu ditebarkan dan diratakan dipermukaan lahan sawah, ditebarkan sampai kering, dan ketika musim hujan sawah terendam dan rumput-rumput membusuk menjadi pupuk organik, dan rumput tersebut dapat menekan pertumbuhan gulma, tanaman sawah siap untuk ditanami, biasanya ditanami dengan bibit yang berdasarkan dari persemaian[11].
Ø Marincang yaitu menebas rerumputan gulma pada saat lahan sawah sudah berair, rerumputan hasil tebasan itu diratakan di permukaan lahan sawah fungsinya agar rerumputan itu dapat terendam air dengan merata.
Manatat atau merincang dikerjakan pada lahan sawah tadah hujan[12], sedangkan lahan sawah pasang surut[13] hanya dikerjakan dengan cara merincang.
4.    Sistem Pengolahan Tanah
-     No tillage (tanpa olah tanah)
Tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma baik secara manual maupun dengan menggunakan herbisida[14]. Sesudah pembersihan, tanaman langsung ditugalkan. Jika penugalan[15] sulit dilakukan, dapat digunakan cangkul untuk memudahkan penanaman.
a.    Sistem no tillage :
1)      Pada lahan sawah yang tanahnya ringan.
2)      Cangkullah tanah hanya untuk lubang tanam.
3)      Berikan mulsa[16] untuk memperbaiki aerasi dan menekan gulma.
b.    Keuntungan no tillage: 
Ø Meningkatkan pengendalian erosi angin dan air
Ø Memperbaiki pengawetan air tanah melalui penekanan evaporasi atau perbaikan struktur tanah
Ø Meningkatkan hasil tanaman yang dibudidayakan
Ø Mengurangi input energi untuk pengolahan tanah
Ø Mengurangi jumlah tenaga kerja
Ø Mengurangi penyediaan alat dan penggunaan traktor
Ø Mengurangi suhu tanah pada musim kering
Ø Meningkatkan aktivitas mikroorganisme
c.    Kerugian no tillage:
Ø Berkurangnya residu pada tanah dan lemahnya  pengendalian  rumput liar dapat    menurunkan produksi.
Ø Mengurangi produksi pada tanah–tanah yang drainase dan aerasinya jelek.
Ø Rendahnya residu akan meningkatkan pemadatan pada permukaan tanah dan memperkecil infiltrasi.
Ø Meningkatkan penggunaan bahan – bahan kimia.
Ø Meningkatkan defisiensi[17] nitrogen karena rendahnya tingkat mineralisasi.
Ø Rotasi tanaman terbatas sehingga mengurangi terjadinya perubahan pola tanam.

-          Minimum tillage (pengolahan tanah minimal, hanya pada bagian yang ditanami)
Pengolahan tanah minimum adalah teknik konservasi[18] tanah dimana gangguan mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. Dengan cara ini kerusakan struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan  dan erosi  berkurang. Teknik ini juga mengurangi biaya dan tenaga kerja untuk pengolahan tanah dan mengurangi biaya / tenaga kerja untuk penyiangan[19] secara mekanik. Pengolahan tanah minimum cukup efektif dalam mengendalikan erosi, dan biasa dilakukan pada tanah-tanah yang berpasir dan rentan terhadap erosi. Pengolahan tanah minimum hanya dapat dilakukan pada tanah yang gembur. Tanah gembur dapat terbentuk sebagai hasil dari penggunaan mulsa secara terus menerus dan / atau pemberian pupuk hijau / pupuk kandang / kompos dari bahan organik yang lain secara terus menerus. Penerapan teknik pengolahan tanah minimum selalu perlu disertai pemberian mulsa.
a.      Sistem minimun tillage :
1)  Terhadap tanah yang peka erosi,mutlak diperlukan usaha-usaha konservasi tanah dan sedikit mungkin dilakukan pengolahan tanah.
2)   Bila waktu mendesak, lakukanlah pengolahan tanah hanya pada barisan tanaman saja dengan kedalaman 15-20 cm.pengolahan tanah biasanya dilakukan pada awal musim kemarau,yaitu diperkirakan ± 15 hari sebelum tanam.

b.  Keuntungan:
Ø Menghindari kerusakan struktur tanah.
Ø Mengurangi aliran permukaan dan erosi.
Ø Memperlambat proses mineralisasi[20], sehingga penggunaan zat-zat hara dalam bahan-bahan organik lebih berkelanjutan.
Ø Tenaga kerja yang lebih sedikit daripada pengelolaan penuh, sehingga mengurangi biaya produksi.
Ø Dapat diterapkan pada lahan-lahan marginal yang jika tidak dengan cara ini mungkin tidak dapat diolah.
c.   Kelemahan:
Ø Persiapan bedengan yang kurang memadai dapat menyebabkan pertumbuhan yang kurang baik dan produksi yang rendah.
Ø Perakaran mungkin terbatas dalam tanah yang berstruktur keras.
Ø Lebih cocok untuk tanah yang gembur.
Ø Pemberian mulsa perlu dilakukan secara terus menerus.
Ø Herbisida diperlukan apabila pengendalian tanaman pengganggu tidak dilakukan secara manual / mekanis.
-          Maximum tillage (pengolahan intensif pada seluruh lahanyang akan ditanami)
Pengolahan secara intensif seluruh areal pertanahan menjadi gembur dan permukaan tanah rata.Makin minim (tidak intensif) cara pengolahan tanah, akan makin mampu menangkal erosi. Dengan demikian makin mendukung kelestarian kesuburan tanah disamping lebih menghemat biaya dan waktu.
a.    Sistem Maximun Tillage :  
1)  Tanah yang akan diolah tidak terlalu kering /basah sehingga mudah diolah menjadi gembur
2)  Lakukan pembajakan tanah sebanyak 2 kali dengan kedalaman 12-20 cm
3)  Benamkan gulma dan sisa tanaman, kemudian garulah tanah sampai rata.
4)  Biarkan tanah kering angin selama 7-14 hari.
5)  Lakukanlah pengolahan tanah paling sedikit 1 minggu sebelum tanam
b.    Keuntungan
Ø  Mempermudah dan memperbaiki pengendalian .
Ø  Mempermudah tanam.
Ø   Memperbaiki aerasi.
Ø  Meningkatkan infiltrasi dengan cara penghancuran lapisan tanah keras, meningkatkan ruang pori dan kekasaran permukaan tanah.
Ø  Meningkatkan mineralisasi oksigen karena proses penghancuran bahan organik.
Ø  Mengurangi potensi erosi tanah oleh air dan angin.
Ø  Mempercepat proses penanaman karena tanah yang terolah cepat menjadi kering.
c.    Kerugian
Ø  Memerlukan banyak input energi.
Ø  Penyediaan traktor yang bisa menelan biaya.
5.    METODE PENGOLAHAN LAHAN :

   a. Continuous 
  Dilakukan dengan melakukan pengolahan dari salah satu sisinya dan berakhir pada sisi yang berseberangan.

    b. Headland 
  Pengolahan tanah dilakukan dalam arah berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Pada sisi lahan yang panjang, bajak diturunkan (dilakukan pengolahan tanah) di mulai dari sisi terluar lahan. Setelah bajak sampai pada ujung lahan, bajak diangkat dan bajak melintasi sisi tersebut menuju sisi panjang lahan yang lain (berseberangan) untuk pengolahan tanah berikutnya. Demikian dilakukan seterusnya hingga seluruh lahan terolah dan pengolahan tanah akan berakhir di bagian tengah lahan.


[1] Sesuatu yang berhubungan dengan  siklus
[2] Benda atau alat yang merupakan bagian dari perlengkapan kerja
[3] Mesin pembakaran dalam yang digerakkan oleh tekanan yang dihasilkan oleh pembakaran diubah menjadi gerakan berputar pada rotor yang menggerakkan sumbu.
[4] Penyaluran air
[5] Pengaliran udara ke dalam air untuk menigkatkan kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung udara ke dalam air
[6] Gundukan tanah yang buat oleh petani sebagai pematang dan biasanya ditanami sayuran
[7] Meliputi N, P, K, Ca, Mg, S
[8] Meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl
[9] Perlawanan
[10] Memotong (merambah) tumbuhan yg kecil-kecil
[11]  Benih Tumbuhan
[12] Sawah yang mendapat air dari air hujan
[13] Padi sawah yang sumber air utamanya berasal dari pasang surut air laut.
[14] Bahan kimia untuk membunuh atau memusnahkan gulma
[15] Membuat lubang dengan tugal (tongkat kayu yang runcing untuk membuat lubang di tanah yang akan ditanami benih)
[16] Bahan seperti jerami (serbuk gergaji, dedaunan, dll) yang disebarkan pada permukaan tanah untuk melindungi akar tanaman dari pengaruh air hujan
[17] Keadaan dimana membutuhkan sesuatu tapi tidak tersedia
[18] Pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan
[19] Pembersihan gulma
[20] Proses perubahan penyusunan organik menjadi materi anorganik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar