1.
Pengertian
-
Lahan
Lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah
di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap
atau bersifat siklis
yang berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah,
batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang
ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang, yang
kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat
sekarang dan di masa mendatang.
-
Pengolahan
Pengolahan merupakan pengarahan dan pengawalan
atau pengurusan dan penyelenggaraan.
-
Pengolahan
lahan
Pengolahan lahan adalah segala tindakan atau
perlakuan yang diberikan pada suatu lahan untuk menjaga dan mempertinggi
produktivitas lahan tersebut dengan mempertimbangkan kelestariannya.
1.
Tujuan
umum pengolahan lahan
Pengolahan tanah dalam usaha budidaya pertanian bertujuan untuk
menciptakan keadaan tanah olah yang siap
tanam baik secara fisik, kimia, maupun biologis, sehingga tanaman yang
dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah terutama akan
memperbaiki secara fisik, perbaikan kimia
dan biologis terjadi secara tidak langsung.
Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya pengolahan tanah dilakukan beberapa kali. Cara dan saat pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi lingkungan antara lain :
·
Pengolahan tanah dengan tenaga manusia.
· Pengolahan tanah dengan tenaga hewan (ternak).
·
Pengolahan tanah dengan tenaga mesin (mesin).
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengolahan lahan
-
Vegetasi (tanaman yang tumbuh di lahan)
Batang tanaman dan sisa tanaman yang
cukup besar akan menghambat implement[2]
masuk ke dalam tanah, sehingga hasil pengolahan tidak efektif. Batang tanaman
yang lentur tetapi kuat akan tergulung oleh putaran mesin rotari[3],
sehingga akan menambah beban dan dapat merusak mesin. Akar tanaman yang kuat
dan saling berhubungan akan mengikat tanah sehingga susah untuk diolah.
Vegetasi yang sekiranya mengganggu harus dipindahkan dari lahan atau
dihancurkan. Vegetasi tersebut bisa dibabat
dengan parang/arit. Sekarang sudah ada mesin pemotong yang digerakkan oleh
traktor.
-
Bebatuan
Bebatuan yang besar dan keras, apabila
tertabrak oleh implement, dapat merusak implement. Batu-batu yang besar harus
disingkirkan terlebih dahulu dari lahan sebelum diolah, dengan cara dicongkel
dengan linggis atau digali dengan cangkul. Batu yang telah tergali dapat
diangkat untuk disingkirkan ke tepi lahan. Sedang batu-batu yang kecil dapat
disingkirkan setelah lahan diolah.
-
Kadar air tanah
Kondisi kadar air tanah akan
mempengaruhi sifat dari tanah itu sendiri. Pada tanah yang terlalu kering,
tanah akan sangat keras dan padat. Apabila diolah, akan memerlukan implement
yang kuat. Sehingga pengolahan akan tidak efisien. Tanah hasil olahan
berfariasi dari bongkahan besar sampai tanah yang hancur. Selain itu juga
menimbulkan debu yang berterbangan.
Apabila tanah dibasahi, tanah akan
melunak. Hal ini ditandai dengan berubahnya warna tanah menjadi lebih gelap.
Namun apabila tanah diambil dan
digulung-gulung tidak liat dan tidak lengket, namun remah (pecah-pecah).
Kondisi ini cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada kondisi ini
sering dinamakan pengolahan tanah kering.
Apabila tanah dibasahi lagi, tanah
akan liat dan lengket. Apabila diolah, akan lengket di implement .Hasil pengolahan tidak akan
sempurna (tidak efektif).
Apabila tanah lebih dibasahi lagi,
tanah akan menjadi lumpur. Tanah tidak akan lengket lagi namun dapat mengalir.
Kondisi ini juga cocok untuk dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan pada
kondisi ini sering dinamakan pengolahan tanah basah.
3. Macam-macam Pengolahan Tanah
-
Tanah kering
a. Pengolahan Tanah Primer Kegiatan
pengolahan tanah pertama (awal) :
Ø Tanah dipotong, diangkat, terus
dibalik agar sisa tanaman yang berada di permukaan dapat terbenam ke dalam tanah terbenam ke dalam tanah.
Ø Ke dalam
pemotongan dan pembalikan umumnya lebih dari 15 cm.
Ø Hasil pengolahan tanah pertama
masih berupa bongkah-bongkah besar, kerena proses penggemburan belum
berlangsung efektif.
Ø Alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali
digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut
dikenal ada beberapa macam, yaitu :
a.
bajak singkal (moldboard plow)
b.
bajak piring (disk plow)
c.
bajak pisau berputar (rotary
plow)
d.
bajak chisel (chisel plow)
e.
bajak subsoil (subsoil plow)
b. Pengolahan Tanah Sakunder
Ø Pembajakan bertujuan untuk meningkatkan
peredaran air dan udara dalam tanah. Ketersediaan O2 di alam pada
dasarnya cukup dapat diserap oleh tanah. O2 biasanya berpengaruh pada
kehidupan bakteri dan tanaman. Pengolahan tanah dapat meningkatkan penyerapan O2 dari udara
sehingga ketersediaan O2 dalam tanah cukup tersedia.
Ø Penggemburan
maksud diadakan
penggemburan adalah agar drainase[4] dan aerasi[5] tanah
menjadi baik sehingga baik untuk ditanami tanaman budidaya.
Ø Pembuatan parit untuk menghindari
penggenangan oleh air, maka sekeliling bedengan[6] harus
dibuat parit. Parit dibuat dengan lebar 50 cm dan kedalaman 30-50 cm dibuat
mengelilingi bedengan, lahan dicangkul maju dengan mengisi parit sebelumnya.
Dengan demikian paritnya akan berpindah lebih maju , cara ini dilakukan sampai
seluruh lahan terolah.
Ø Pemupukan biasanya diberikan
untuk mengganti unsur-unsur hara makro[7],
karena unsur hara makro relatif lebih banyak diperlukan tanaman daripada unsur
hara mikro[8]. Setelah
selesai pengolahan tanah, tanah diberipupuk SP36 dan KCl.Pemberian
pupuk tersebut dilakukan sebelum dilakukan penaburan benih dan penanaman
bibit.Maksud dari pemberian pupuk SP36 adalah untuk mempercepat pertumbuhan
akar selain itu juga untuk mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa
pada umumnya serta untuk meningkatkan biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman.
Sedangkan tujuan dari pemberian pupuk KCl adalah untuk meningkatkan kualitas biji
serta untuk meningkatkan resistensi[9]
tanaman terhadap penyakit
-
Lahan Basah
Pengolahan
tanah di persawahan lahan basah yang
dilakukan adalah pembersihan lahan dengan cara pengendalian gulma..
Ada 2 cara pengolahan (pengendalian gulma) tanah sawah lahan basah dengan menggunakan tajak (cangkul bertangkai lurus) yaitu :
Ada 2 cara pengolahan (pengendalian gulma) tanah sawah lahan basah dengan menggunakan tajak (cangkul bertangkai lurus) yaitu :
Ø
Manatat
yaitu penebasan[10] sawah yang dilakukan dalam
keadaan yang kering (pada musim kemarau) biasanya pekerjaan ini dilakukan pada sebulan
setelah panen. Tujuan manatat adalah mempermudah penebasan musim tanam tahun
berikutnya dan mengurangi tumbuhan rumput yang lambat busuk. Rumput-rumput
hasil tebasan itu ditebarkan dan diratakan dipermukaan lahan sawah, ditebarkan
sampai kering, dan ketika musim hujan sawah terendam dan rumput-rumput membusuk
menjadi pupuk organik,
dan rumput tersebut dapat menekan pertumbuhan gulma, tanaman sawah siap untuk
ditanami, biasanya
ditanami dengan
bibit yang berdasarkan dari persemaian[11].
Ø Marincang yaitu menebas
rerumputan gulma pada saat lahan sawah sudah berair, rerumputan hasil tebasan
itu diratakan di permukaan lahan sawah fungsinya agar rerumputan itu dapat
terendam air dengan merata.
Manatat atau merincang dikerjakan pada lahan sawah tadah hujan[12], sedangkan lahan sawah pasang surut[13] hanya dikerjakan dengan cara merincang.
Manatat atau merincang dikerjakan pada lahan sawah tadah hujan[12], sedangkan lahan sawah pasang surut[13] hanya dikerjakan dengan cara merincang.
4. Sistem Pengolahan Tanah
-
No tillage (tanpa olah tanah)
Tanpa olah tanah adalah sistem di mana
permukaan tanah hanya dibersihkan dari gulma baik secara manual maupun dengan
menggunakan herbisida[14].
Sesudah pembersihan, tanaman langsung ditugalkan. Jika penugalan[15]
sulit dilakukan, dapat digunakan cangkul untuk memudahkan penanaman.
a.
Sistem no tillage :
1) Pada lahan sawah yang tanahnya
ringan.
2) Cangkullah tanah hanya untuk lubang
tanam.
3) Berikan mulsa[16]
untuk memperbaiki aerasi dan menekan gulma.
b.
Keuntungan
no tillage:
Ø Meningkatkan pengendalian erosi angin dan air
Ø Memperbaiki pengawetan air tanah melalui penekanan evaporasi atau perbaikan
struktur tanah
Ø Meningkatkan hasil tanaman yang dibudidayakan
Ø Mengurangi input energi untuk pengolahan tanah
Ø Mengurangi jumlah tenaga kerja
Ø Mengurangi
penyediaan alat dan penggunaan traktor
Ø Mengurangi suhu tanah pada musim kering
Ø Meningkatkan aktivitas mikroorganisme
c.
Kerugian no tillage:
Ø Berkurangnya residu pada tanah dan lemahnya pengendalian rumput liar dapat
menurunkan produksi.
Ø Mengurangi produksi pada
tanah–tanah yang drainase dan aerasinya jelek.
Ø Rendahnya residu akan meningkatkan pemadatan pada permukaan tanah dan memperkecil infiltrasi.
Ø Meningkatkan penggunaan bahan –
bahan kimia.
Ø Meningkatkan defisiensi[17] nitrogen karena rendahnya tingkat
mineralisasi.
Ø Rotasi tanaman terbatas sehingga
mengurangi terjadinya
perubahan pola tanam.
-
Minimum tillage (pengolahan tanah minimal, hanya pada bagian
yang ditanami)
Pengolahan tanah minimum adalah teknik
konservasi[18] tanah
dimana gangguan mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. Dengan
cara ini kerusakan struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan
dan erosi berkurang. Teknik ini juga mengurangi biaya dan tenaga
kerja untuk pengolahan tanah dan mengurangi biaya / tenaga kerja untuk
penyiangan[19] secara
mekanik. Pengolahan tanah minimum cukup efektif dalam mengendalikan erosi, dan
biasa dilakukan pada tanah-tanah yang berpasir dan rentan terhadap erosi. Pengolahan tanah minimum
hanya dapat dilakukan pada tanah yang gembur. Tanah gembur dapat terbentuk
sebagai hasil dari penggunaan mulsa secara terus menerus dan / atau pemberian
pupuk hijau / pupuk kandang / kompos dari bahan organik yang lain secara terus
menerus. Penerapan teknik pengolahan tanah minimum selalu perlu disertai
pemberian mulsa.
a.
Sistem minimun tillage :
1) Terhadap tanah yang peka
erosi,mutlak diperlukan usaha-usaha konservasi tanah dan sedikit mungkin
dilakukan pengolahan tanah.
2) Bila waktu mendesak, lakukanlah pengolahan tanah hanya pada
barisan tanaman saja dengan kedalaman 15-20 cm.pengolahan tanah biasanya
dilakukan pada awal musim kemarau,yaitu diperkirakan ± 15 hari sebelum tanam.
b. Keuntungan:
Ø Menghindari kerusakan
struktur tanah.
Ø Mengurangi aliran permukaan
dan erosi.
Ø Memperlambat proses
mineralisasi[20],
sehingga penggunaan zat-zat hara dalam bahan-bahan organik lebih berkelanjutan.
Ø Tenaga kerja yang lebih
sedikit daripada pengelolaan penuh, sehingga mengurangi biaya produksi.
Ø Dapat diterapkan pada
lahan-lahan marginal yang jika tidak dengan cara ini mungkin tidak dapat
diolah.
c. Kelemahan:
Ø Persiapan bedengan yang
kurang memadai dapat menyebabkan pertumbuhan yang kurang baik dan produksi yang
rendah.
Ø Perakaran mungkin terbatas
dalam tanah yang berstruktur keras.
Ø Lebih cocok untuk tanah yang
gembur.
Ø Pemberian mulsa perlu
dilakukan secara terus menerus.
Ø Herbisida diperlukan
apabila pengendalian tanaman pengganggu tidak dilakukan secara manual /
mekanis.
-
Maximum tillage (pengolahan intensif pada seluruh lahanyang
akan ditanami)
Pengolahan secara intensif seluruh areal pertanahan menjadi gembur dan
permukaan tanah rata.Makin minim (tidak intensif) cara pengolahan tanah, akan
makin mampu menangkal erosi. Dengan demikian makin mendukung kelestarian
kesuburan tanah disamping lebih menghemat biaya dan waktu.
a.
Sistem
Maximun Tillage :
1) Tanah yang akan diolah tidak terlalu
kering /basah sehingga mudah diolah menjadi gembur
2) Lakukan pembajakan tanah sebanyak 2
kali dengan kedalaman 12-20 cm
3) Benamkan gulma dan sisa tanaman, kemudian garulah tanah sampai rata.
4) Biarkan tanah kering angin selama
7-14 hari.
5) Lakukanlah pengolahan tanah paling
sedikit 1 minggu sebelum tanam
b. Keuntungan
Ø
Mempermudah dan memperbaiki pengendalian .
Ø
Mempermudah tanam.
Ø
Memperbaiki
aerasi.
Ø
Meningkatkan infiltrasi dengan cara penghancuran lapisan tanah keras, meningkatkan ruang pori dan kekasaran permukaan
tanah.
Ø
Meningkatkan mineralisasi oksigen karena proses
penghancuran bahan organik.
Ø
Mengurangi potensi erosi tanah oleh air dan angin.
Ø
Mempercepat proses penanaman karena tanah yang terolah cepat
menjadi kering.
c.
Kerugian
Ø Memerlukan banyak input energi.
Ø Penyediaan traktor yang bisa menelan biaya.
5. METODE PENGOLAHAN LAHAN :
a. Continuous
Dilakukan dengan melakukan pengolahan
dari salah satu sisinya dan berakhir pada sisi yang berseberangan.
b. Headland
Pengolahan
tanah dilakukan dalam arah berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Pada sisi
lahan yang panjang, bajak diturunkan (dilakukan pengolahan tanah) di mulai dari
sisi terluar lahan. Setelah bajak sampai pada ujung lahan, bajak diangkat dan
bajak melintasi sisi tersebut menuju sisi panjang lahan yang lain (berseberangan)
untuk pengolahan tanah berikutnya. Demikian dilakukan seterusnya hingga seluruh
lahan terolah dan pengolahan tanah akan berakhir di bagian tengah lahan.
[1] Sesuatu yang berhubungan dengan siklus
[2] Benda atau
alat yang merupakan bagian dari
perlengkapan kerja
[4] Penyaluran
air
[5] Pengaliran udara ke dalam air untuk
menigkatkan kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung
udara ke dalam air
[6] Gundukan tanah yang buat oleh petani sebagai pematang dan
biasanya ditanami sayuran
[7] Meliputi N, P, K, Ca, Mg, S
[8] Meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl
[9] Perlawanan
[10] Memotong (merambah)
tumbuhan yg kecil-kecil
[11] Benih Tumbuhan
[12] Sawah yang mendapat air dari air hujan
[13] Padi sawah
yang sumber air utamanya berasal dari pasang surut air laut.
[14] Bahan kimia untuk membunuh atau memusnahkan gulma
[15] Membuat
lubang dengan tugal (tongkat
kayu yang runcing untuk membuat lubang di tanah yang
akan ditanami benih)
[16] Bahan seperti
jerami (serbuk gergaji, dedaunan, dll) yang
disebarkan pada permukaan
tanah untuk melindungi akar tanaman dari
pengaruh air hujan
[17] Keadaan dimana membutuhkan sesuatu tapi tidak tersedia
[18] Pemeliharaan
dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan
[19] Pembersihan gulma
[20] Proses
perubahan penyusunan organik menjadi materi anorganik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar